Jika berbicara musik Indonesia, kita tidak bisa lepas dari budaya musik pop-melayu.
Karena sangat kental sekali irama musik Indonesia dengan pop melayu.
Namun jika dilihat dari sejarahnya, musik Indonesia mengalami
progresifitas yang luar biasa. Dimulai dari era 70an di dominasi oleh
lagu-lagu perjuangan, seperti Halo-Halo Bandung, Maju Tak Gentar, dll.
Kemudian setelahnya disusul dengan munculnya band legend seperti
Koesplus, Godbless di era 70-80an akhir.
Hal
yang mengejutkan terjadi pada tahun 90an, yaitu terjadi pelelangan
musik oleh Menteri Harmoko kala itu, sehingga dominasi musik di
Indonesia menjadi musik dangdut. Saat itu musik dangdut
langsung menjadi trend oleh masyarakat Indonesia. Muncul lah bebearapa
nama seperti, Raja Dangdut Haji Rhoma Irama, Elvi Sukesih, dll. Sehingga
musik dangdut saat itu menjadi bergairah di masyarakat Indonesia.
Puncaknya
pada tahun ,milenium yaitu awal tahun 2000an musik Indonesia mengalami
perkembangan yang sangat pesat, sampai jayanya masa itu musik Indonesia
dikagumi oleh bangsa lain. Para pengguna industri musik pun bersaing
dalam kompetensi yang ketat. Kemudian band anak muda bermunculan dan
melegenda, seperti Slank, Dewa 19, Sheila On 7, Padi. Hal ini tidak
menyurutkan kreatifitas aliran musik lain, munculah aliran musik keras-cadash di
tahun 2004. Band seperti Kotak, Kapten menjadi terdengar nyaring di
telinga kawula muda, adanya band besar Superman Is Dead pun turut
menjadikan pemuda lebih bersemangat untuk menciptakan karya lewat musik.
Namun
kenyataannya sekarang musik Indonesia mengalami penurunan, benar saja
kita lihat anak muda sekarang lebih menyukai musik dan budaya K-Pop
(Korean Pop). Mereka tidak bangga dengan budayanya sendiri, mereka malah
lebih senang mendengarkan dan mengikuti cara berpakaian K-Pop. Mungkin
hal ini yang membuat para musisi senior kecewa dengan perkembangan musik
saat ini. Liat saja banyak bermunculan boy/girl band, yang notabene hanya jual TAMPANG saja. Kualitas vocal mereka sangat rendah, dengan modal uang semua bisa membuat album dan dipromokan lewat media televisi.
Tidak
ada lagi nilai kualitas musik yang mereka sajikan, lebih banyak tampang
mereka saja. Suarapun tidak jelas mereka bernyanyi apa, menyampaikan
apa, sangat berbeda sekali dengan era sebelumnya, yang mementingkan
budaya musik Indonesia, yaitu ada pop, rock, blues, jazz. Kualitas
sangat tinggi di era dahulu, musikalitas sangat diperhitungkan, tapi
musik sekarang tidak ada nilai musikalitas.
Sungguh
ironis memang, perkembangan musik Indonesia sangat jauh menurun,
sehendaknya kita sebagai generasi muda Indonesia yang mencintai negara
ini, tidaklah menyontek budaya negara lain. Kita punya musik asli seperti Karawitan, Angklung, Gamelan,
dll. Saya rasa kita bisa lebih hidup lagi dengan asli musik dan budaya
Indonesia. Mari kita lawan era globalisasi musik modern dengan musik
asli dari Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar