Kamis, 24 Januari 2013

Kualitas Musik Indonesia Menurun

Jika berbicara musik Indonesia, kita tidak bisa lepas dari budaya musik pop-melayu. Karena sangat kental sekali irama musik Indonesia dengan pop melayu. Namun jika dilihat dari sejarahnya, musik Indonesia mengalami progresifitas yang luar biasa. Dimulai dari era 70an di dominasi oleh lagu-lagu perjuangan, seperti Halo-Halo Bandung, Maju Tak Gentar, dll. Kemudian setelahnya disusul dengan munculnya band legend seperti Koesplus, Godbless di era 70-80an akhir.
            Hal yang mengejutkan terjadi pada tahun 90an, yaitu terjadi pelelangan musik oleh Menteri Harmoko kala itu, sehingga dominasi musik di Indonesia menjadi musik dangdut. Saat itu musik dangdut langsung menjadi trend oleh masyarakat Indonesia. Muncul lah bebearapa nama seperti, Raja Dangdut Haji Rhoma Irama, Elvi Sukesih, dll. Sehingga musik dangdut saat itu menjadi bergairah di masyarakat Indonesia.
            Puncaknya pada tahun ,milenium yaitu awal tahun 2000an musik Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat, sampai jayanya masa itu musik Indonesia dikagumi oleh bangsa lain. Para pengguna industri musik pun bersaing dalam kompetensi yang ketat. Kemudian band anak muda bermunculan dan melegenda, seperti Slank, Dewa 19, Sheila On 7, Padi. Hal ini tidak menyurutkan kreatifitas aliran musik lain, munculah aliran musik keras-cadash di tahun 2004. Band seperti Kotak, Kapten menjadi terdengar nyaring di telinga kawula muda, adanya band besar Superman Is Dead pun turut menjadikan pemuda lebih bersemangat untuk menciptakan karya lewat musik.
            Namun kenyataannya sekarang musik Indonesia mengalami penurunan, benar saja kita lihat anak muda sekarang lebih menyukai musik dan budaya K-Pop (Korean Pop). Mereka tidak bangga dengan budayanya sendiri, mereka malah lebih senang mendengarkan dan mengikuti cara berpakaian K-Pop. Mungkin hal ini yang membuat para musisi senior kecewa dengan perkembangan musik saat ini. Liat saja banyak bermunculan boy/girl band, yang notabene hanya jual TAMPANG  saja. Kualitas vocal mereka sangat rendah, dengan modal uang semua bisa membuat album dan dipromokan lewat media televisi.
            Tidak ada lagi nilai kualitas musik yang mereka sajikan, lebih banyak tampang mereka saja. Suarapun tidak jelas mereka bernyanyi apa, menyampaikan apa, sangat berbeda sekali dengan era sebelumnya, yang mementingkan budaya musik Indonesia, yaitu ada pop, rock, blues, jazz. Kualitas sangat tinggi di era dahulu, musikalitas sangat diperhitungkan, tapi musik sekarang tidak ada nilai musikalitas.
            Sungguh ironis memang, perkembangan musik Indonesia sangat jauh menurun, sehendaknya kita sebagai generasi muda Indonesia yang mencintai negara ini, tidaklah menyontek budaya negara lain. Kita punya musik asli seperti Karawitan, Angklung, Gamelan, dll. Saya rasa kita bisa lebih hidup lagi dengan asli musik dan budaya Indonesia. Mari kita lawan era globalisasi musik modern dengan musik asli dari Indonesia.